Batik hasil karya Catur Abdiyanto (16) siswa
kelas 1 SMKN-1 Bangkinang asal Bangkinang Seberang sudah sampai ke tangan Presiden SBY
yang diberikan pada acara Jambore Nasional di Teluk Gelam OKI Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2011
Pemberian batik kepada SBY itu diserahkannya saat ia menjadi
kontingen dari Kwarcab Kampar.
“Batik tulis bermotif Bunga Kundur karya saya seperti ini
sudah sampai ke tangan Presiden SBY saat menjadi kontingen Kwarcab Pramuka
Kampar pada Jamnas di Teluk Gelam OKI Provinsi Sumsel tahun 2011,” kata Catur
didampingi Pembinanya, Djumali (55) dan RR Yuriatmi (50) di Stan Dekranasda Pekan Budaya Kampar,
Minggu.
Catur memberikan karya-nya itu tidak lain sebagai
kenang-kenangan agar diketahui oleh pejabat tertinggi di Republik Indonesia ini
dan daerah Kampar seperti mantan Wakil Bupati Kampar H Teguh Sahono SP, “Saya
merasa bangga bisa mempersembahkan karya sendiri kepada pemimpin
Indonesia,pejabat di Riau dan Kampar,”kata dia.
Pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat tahun 2011 yang diselenggarakan
di Gedung Sport Center Bangkinang, Catur bersama 50 orang pembatik asuhan
Pramuka Kampar ini pernah melukis batik di atas kain sepanjang 25 meter hanya
dalam waktu 2 jam.
Saat itu menjadi tontonan menarik bagi masyarakat Kampar dan
peserta Kejurnas Pencak Silat baik dari dalam daerah mapun dari berbagai
propinsi.
Sejak tahun 1983, ia ikut orang tuanya sebagai penduduk
transmigrasi di Desa Laboy Jaya Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten
Kampar. Keahliannya membatik adalah temurun dari orang tuanya, sambil sekolah
pemuda berperawakan kurus tinggi ini membatik untuk mengisi waktu luangnya.
Ragam batik yang ia buat, jenis cap dan tulis dibuat baju
kemeja, taplak panjang, dan lainnya. Satu helai kemeja batik tulis dijual
seharga Rp100 ribu sampai Rp150 ribu tergantung nilai kerumitan motif yang
dibuat, berbeda dengan batik cap harganya lebih murah berkisar Rp60 ribu sampai
Rp70 ribu.
Satu helai baji kemeja batik tulis yang berukuran standar 1
x 2 meter ini proses pembuatannya menghabiskan waktu hingga sebulan, berbeda
dengan batik cap hanya membuthkan waktu seminggu.
“Keaslian batik dapat dilihat dari motif antara luar dan
dalam baju, jika sama luar dan dalam baik motif dan warnanya, maka itu adalah
batik tulis asli, jika berbeda saat sudah pudar antara dalam dan luar, maka itu
tidak asli,”kata Catur.
Bahan-bahan pembuat batik termasuk kainnya diimport dari
Yogyakarta seperti pewarna (inde gusol), re-aktif, naptol, garam warna,
pengunci warna-warna, canting, malam (tinta batik) dengan tiga jenis, malam
cetak, tulis dan kuning, alatnya canting, kuas, kompor kecil, air aki begitu
juga bahan kainnya tiga jenis, primamori, prikolin dan primissima.
Proses pembuatan batik memang agak rumit dan membutuhkan
waktu cukup lama, mulai dari pembuatan motif, mewarna pertama, dicuci dengan
air aki agar tidak lapuk, kemudian dicuci air biasa, diblok (ditutup memakai
malam) baru diberi warna dasar, direbus untuk menghilangkan malam sebagai proses
akhirnya, dan jika ingin hasilnya lebih
baik lagi, batik tersebut diberi tepung kanji.
Jamali didampingi RR Yuriatmi, Pembina Kwarcab Kecamatan
Bangkinang Seberang juga pembina usaha batik milik Catur ini mengatakan bahwa
kerajinan batik ini sudah dimulai sejak tahun 2008 lalu, saat ini murid binaan
dari “Sanggar Pelestari Batik” sudah mencapai 103 orang terdiri dari SD 20
orang, SMP 50 orang dan dari kwarcab pramuka 32 orang,” katanya.
Hj Eva Yuliana, Ketua Dekranasda dan Kakwarcab
Pramuka Kampar mengatakan, “Kerajinan batik ini nanti akan dilakukan pembinaan,
agar dapat berkembang dengan baik melalui Dekranasda bekerjasama dengan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan,” katanya.
Di sunting ulang oleh : Catur Abdiyanto
Sumber : http://www.riaulive.com/batik-tulis-siswa-smp-kampar-diterima-sby.php
Di sunting ulang oleh : Catur Abdiyanto
Sumber : http://www.riaulive.com/batik-tulis-siswa-smp-kampar-diterima-sby.php