Pages

Selasa, 30 April 2013

Batik Siswa Kampar Diterima SBY


Batik hasil karya Catur Abdiyanto (16) siswa kelas 1 SMKN-1 Bangkinang asal Bangkinang Seberang sudah sampai ke tangan Presiden SBY yang diberikan pada acara Jambore Nasional di Teluk Gelam OKI Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011

Pemberian batik kepada SBY itu diserahkannya saat ia menjadi kontingen dari Kwarcab Kampar.

“Batik tulis bermotif Bunga Kundur karya saya seperti ini sudah sampai ke tangan Presiden SBY saat menjadi kontingen Kwarcab Pramuka Kampar pada Jamnas di Teluk Gelam OKI Provinsi Sumsel tahun 2011,” kata Catur didampingi Pembinanya, Djumali (55) dan RR Yuriatmi (50)  di Stan Dekranasda Pekan Budaya Kampar, Minggu.

Catur memberikan karya-nya itu tidak lain sebagai kenang-kenangan agar diketahui oleh pejabat tertinggi di Republik Indonesia ini dan daerah Kampar seperti mantan Wakil Bupati Kampar H Teguh Sahono SP, “Saya merasa bangga bisa mempersembahkan karya sendiri kepada pemimpin Indonesia,pejabat di Riau dan Kampar,”kata dia.

Pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat tahun 2011 yang diselenggarakan di Gedung Sport Center Bangkinang, Catur bersama 50 orang pembatik asuhan Pramuka Kampar ini pernah melukis batik di atas kain sepanjang 25 meter hanya dalam waktu 2 jam.

Saat itu menjadi tontonan menarik bagi masyarakat Kampar dan peserta Kejurnas Pencak Silat baik dari dalam daerah mapun dari berbagai propinsi.

Sejak tahun 1983, ia ikut orang tuanya sebagai penduduk transmigrasi di Desa Laboy Jaya Kecamatan Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar. Keahliannya membatik adalah temurun dari orang tuanya, sambil sekolah pemuda berperawakan kurus tinggi ini membatik untuk mengisi waktu luangnya.

Ragam batik yang ia buat, jenis cap dan tulis dibuat baju kemeja, taplak panjang, dan lainnya. Satu helai kemeja batik tulis dijual seharga Rp100 ribu sampai Rp150 ribu tergantung nilai kerumitan motif yang dibuat, berbeda dengan batik cap harganya lebih murah berkisar Rp60 ribu sampai Rp70 ribu.

Satu helai baji kemeja batik tulis yang berukuran standar 1 x 2 meter ini proses pembuatannya menghabiskan waktu hingga sebulan, berbeda dengan batik cap hanya membuthkan waktu seminggu.

“Keaslian batik dapat dilihat dari motif antara luar dan dalam baju, jika sama luar dan dalam baik motif dan warnanya, maka itu adalah batik tulis asli, jika berbeda saat sudah pudar antara dalam dan luar, maka itu tidak asli,”kata Catur.

Bahan-bahan pembuat batik termasuk kainnya diimport dari Yogyakarta seperti pewarna (inde gusol), re-aktif, naptol, garam warna, pengunci warna-warna, canting, malam (tinta batik) dengan tiga jenis, malam cetak, tulis dan kuning, alatnya canting, kuas, kompor kecil, air aki begitu juga bahan kainnya tiga jenis, primamori, prikolin dan primissima.

Proses pembuatan batik memang agak rumit dan membutuhkan waktu cukup lama, mulai dari pembuatan motif, mewarna pertama, dicuci dengan air aki agar tidak lapuk, kemudian dicuci air biasa, diblok (ditutup memakai malam) baru diberi warna dasar, direbus untuk menghilangkan malam sebagai proses akhirnya, dan jika ingin  hasilnya lebih baik lagi, batik tersebut diberi tepung kanji.

Jamali didampingi RR Yuriatmi, Pembina Kwarcab Kecamatan Bangkinang Seberang juga pembina usaha batik milik Catur ini mengatakan bahwa kerajinan batik ini sudah dimulai sejak tahun 2008 lalu, saat ini murid binaan dari “Sanggar Pelestari Batik” sudah mencapai 103 orang terdiri dari SD 20 orang, SMP 50 orang dan dari kwarcab pramuka 32 orang,” katanya.

Hj Eva Yuliana, Ketua Dekranasda dan Kakwarcab Pramuka Kampar mengatakan, “Kerajinan batik ini nanti akan dilakukan pembinaan, agar dapat berkembang dengan baik melalui Dekranasda bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan,” katanya.

Di sunting ulang oleh : Catur Abdiyanto
Sumber : http://www.riaulive.com/batik-tulis-siswa-smp-kampar-diterima-sby.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar