Pages

Selasa, 26 Maret 2013

Belajar Menjadi sukses 7



 CERITA SEEKOR KATAK

Yang akan menyebrangi sebuah sungai




         Cerita ini memang fiktif, namun berguna untuk membedakan paradigma kita dalam menjawab atau menyelesaikan suatu masalah. Dan tentunya, cerita ini masih ada kaitanya dengan menguji kemampuan otak kanan dan otak kiri anda.

            Ada seekor katak yang akan menyebrangi sebuah sungai. Lebar sungai itu 100 meter. Lompatan katak tersebut sejauh 2,5 meter untuk setiap kali lompatannya. Nah, pertanyaannya, berapa kali lompatankah agar katak tadi agar dapat sampai ke seberang sungai ? Pertanyaan seperti ini, mungkin sudah sering anda dengar dan bahkan menjadi bahan lelucon di antara kita, karena kita menganggap kenapa pertanyaan yang mudah untuk dijawab, masih harus dipertanyakan. Namun, sebenarnya lelucon ini mengandung arti yang menunjukkan adanya perbedaan paradigma yang mempengaruhi seseorang untuk menjawab pertanyaan ini.

Orang cenderung menggunakan otak kiri (paradima orang yang analistis), akan segera menjwab “40 LOMPATAN !!!!”, karena ia menganggap pertanyaan tersebut adalah pertanyaan matematika yang membutuhkan perhitungan, maka dia mengjitung 100 : 2,5. Jawaban ini memang benar, berdasarkan analisa otak kiri anda.

Namun di sisi lain, orang yang terbiasa menggunakan otak kanannya (sangat jarang di Indonesia), akan segera menjawab “2 LOMPATAN”, dengan alasan katak tersebut hanya butuh sekali melompat ke sungai, lalu katak tersebut berenang, kemudian setelah hampir sampai di seberang sungai tesebut, ia hanya butuh sekali lompatan lagi. Orang yang terbiasa dengan otak kiri dan tidak terbiasa dengan otak kanan akan segera menyalahkan tersebut atau menganggapnya sebuah lelucon. Mana yang benar ?

Dalam pelajaran sekolah, kita dijejali dengan menerima satu jawaban yang benar. Mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Dan melipakan bahwa selalu ada kemungkinan untuk munculnya jawaban-jawaban lain untuk pertanyaan ini. Karena pada dasarnya kedua jawaban tersebut, tergantung dari cara kita melihatnya. Toh, keduanya memang benar merurut cara berpikirnya masing-masing. Justru, kita akan salah kalau kita membenarkan satu jawaban dan menyalahkan jawaban lain, tanpa melihat dulu cara berpikir atau paradigma orang yang menjawab pertanyaan tadi.

Tetapi, orang cerdas tidak akan menyalahkan dan membenarkan salah satu dari kedua jawaban tersebut. Bahkan mungkin, jika ia yang ditanya, maka ia akan terlebih dahulu memberi pertanyaan (menjawab pertanyaan dengan pertanyaan) sebelum ia menjwab pertanyaan tadi.

Sayang sekali memang, dunia pendidikan kita, mainstream (paradigma utama) yang ada cenderung hanya memperkuat kekuatan otak kiri. Sementara untuk pengembangan otak kanan masih kurang, contonya seperti sekolah seni, komunitas seni dan sekolah alam saja. Dampak dari paradigma pendidikan yang terjadi saat sekarang ini adalah minimnya kreatifitas yang dimiliki oleh orang-orang yang berpendidikan. Mudah sekali untuk kita menemukan sarjana yang tidak berdaya untuk mencari penghsilan/pekerjaan/pendapatan karena tidak adanya lapangan pekerjaan.. Logika mendapat uang hanya dengan bekerja sudah terlalu kuat tertanam sejak masih sekolah dasar, akan tetapi apabila anda berbeda, saya ucapkan selamat untuk anda !

Sudah saatnya kita belajar tentang paradigma dan implikasinya yang akan membuka wawasan dan menambah kecerdasaan dan mampu membuat perubahan. Perubahan yang dimulai dari dalam diri sediri serta memahami bahwa masalahnya bukan apa yang ada di luar sana, tetapi apa yang terjadi dan yang ada dalam diri kita.


Senangnya berbagi.... :)
Bagi anda yang mau copas (Copy & Paste) silahkan saja, tapi jangan lupa... cantumkan url / alamat blog saya : http://caturabdiyanto.blogspot.com
Belajarlah untuk sportif....
Salam BBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar